Aku dan Pesantren Bagaikan Ikan Dalam Air

Bismillah...

Pesantren Persatuan Islam 76 Tarogong Garut
Pada tahun 1983.. lulus SD saya masuk pesantren walaupun awalnya terpaksa, alhamdulillah saya sangat betah mondok di pesantren. Tujuh tahun saya belajar di pesantren, waktu yang cukup lama namun sangat menyenangkan & membahagiakan. Titik tolak perubahan diri saya berawal dari pesantren. Di pesantren saya belajar ilmu agama, ilmu umum, keterampilan-keterampilan/ life skill, menejmen diri, kesehatan, organisasi, dan banyak lagi. Yang terpenting di pesantren saya belajar tentang akhlak, bagaimana mengaplikasikan ilmu agama khususnya tentang aqidah & ibadah serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya pun dijari tentang dakwah, sehingga saya merasa diri saya berarti dan bermanfaat. Di pesantren pula saya diajari bagaimana seorang murid mengabdi kepada para guru, menghormati dan memuliakan mereka.. bagi saya, murid adalah pembantu bagi para gurunya. Guru adalah orang tua setelah orang tua kita di rumah. Kenikmatan mengabdi pada para guru terasa indah dan menakjubkan.. doa-doa kebaikan dari lisan  para guru yang tulus masih saya rasakan.. bahkan pengabdian yang berbuah keberkahan masih terasa mengalir sampai saat ini. Jasa mereka tak mungkin dilupakan.

Pesantren Husnul Khotimah Kuningan
Karena saya merasakan sangat banyak kebaikan sebagai santri, saya pun bercita-cita memiliki pesantren minimal bisa tinggal di lingkungan pesantren. Alhamdulillah semua itu terwujud.
Alhamdulillah sejak 1996 saya diajak suami mengabdi di pesantren dan kami betah bahkan sangat menikmati kehidupan pesantren dengan segala dinamikanya. Suami pernah mengatakan; "ummi itu tinggal di pesantren bagaikan ikan di dalam air, dan ikan akan mati jika keluar dari air". Beliau tahu betul kesenangan dan kebahagian saya berkiprah mengabdi di pesantren. Bagi saya, Santri adalah sumber inspirasi. Dengan permasalahan-permasalahan santri; insyaAllah akan bertambah ilmu, bertambah wawasan, bertambah keterampilan menangani masalah dan semoga bertambah pahala.

Pesantren Daarul Huffaazh Kuningan
Dan alhamdulillah pada tahun 2010 suami dan saya merintis pesantren pribadi tanpa meninggalkan pesantren tempat kami mengabdi. Suami ingin merintis pesantren yang bisa menjadi alternatif bagi dua'fa dan yatim. Sebab masih banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya mengenyam pendidikan di pesantren. Namun seringkali biaya mondok tidak terjangkau. Alhamdulillah kami sudah merintis pesantren yang mayoritas santrinya adalah du'afa plus beberapa yatim dan santri dari keluarga mampu. Kami mengelola pesantren dibantu oleh keluarga besar dan pendanaan dibantu oleh saudara kami pegawai BUMN,para donatur dan tentunya oleh para asatidzh juga para pegawai.
Pesantren rintisan kami masih banyak kekurangan & keterbatasan. 'Ala kulli haalin..alhamdulillah.. semoga menjadi amal jariyah khususnya bagi suami yang telah meninggalkan kami pada bulan agustus 2019 lalu.
Pesantren - pasantrian - santri selalu menjadi kebanggaan saya.. saya pun punya keinginan yang sama seperti suami.. ingin meninggal di lingkungan pesantren, sehingga banyak orang yang menyolatkan jenazah saya nanti. 
Ya Allah..! Saksikanlah bahwa kami telah berusaha untuk berbuat..semampu kami.. 
Bimbinglah kami agar senantiasa berada dalam ridhoMu..mendapatkan curahan rahmatMu..
Aamiin ya rabbal'alamin..

SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL...!

Kuningan 22 Oktober 2019
Pesantren Daarul Huffaazh Kuningan
Ummu Hamzah

Komentar